Khamis, 13 Januari 2011

Usia

Memasuki 40 mataku hilang sempurna
ada kabus melekat di dinding retina
cerah lampunya tidak seseri wajah
berputih bagai hamparan kapas

memasuki 40 mataku hilang seri sakral
sinar wajah berpinar dan bersilau
berair dan bersisa bumi
tangan mengais menepis najis angin
berpasir bergayut di bibir alis

apakah ini petanda aku dibenci dunia?
hijau mataku kesurutan warna
bagai lutut kecapetan berdiri
bagai nafas kelelahan berlari
mataku medngenyit-mengenyit
mencari kejelasan kanta
mencari kesempurnaan wajah

Tuhan, kalau kekaburan ini
daripada-Mu datang
aku terima sepenuh Cinta
semoga budi dan jasaku
pada Engkau dan semesta bumi
tidak sedemikian mata.

NASSURY  IBRAHIM
Medan: 28 Mei 2007

SIARAN: DEWAN SASTERA, JANUARI 2011

4 ulasan:

NORUL ATIKAH BT MUSTAPA berkata...

assalamualaikum..saya sangat mengagumi sajak ini. Terlalu mendalam maksud ini. saya juga ingin berkongsi satu sajak yang saya rasa belum cukup setanding dengan sajak-sajak penulis tersohor. kalau boleh saya teringin mendapat satu pandangan mengenai sajak ini


AMANAH KAMI!!

anak-anak kami menjadi taruhan
kepada bakal guru diamanahkan
guru yang dianggap mulia
mampu menjana pemikiran yang baru
pemikiran yang cenderung pada budaya kita
budaya melayu yang menjadi ikutan

bangunlah kamu wahai bakal guru sekalian!
bangkitlah kembali pada pasak asalmu
mendidik anak-anak kami dengan penuh keikhlasan
mendukung anak kami ke landasan yang dibenarkan
jadikan dirimu sebagai keluarga anak-anak kami
kerana kamu bakal guru
guru yang ikhlas, bertamadun dan memahami.

kami mengharapkan kamu semua
bakal guru bitara
menjadikan anak-anak kami koleksi kejayaanmu
koleksi mereka yang berjaya
dunia dan akhirat
kami yakin kamu bakal guru
mampu merealisasikan impian kami sebagai ibu-bapa pelajarmu kelak

PUTERI KELANTAN

KUALA KRAI, KELANTAN

NASSURY IBRAHIM berkata...

Norul,
Tahniah dapat cipta sajak. Semoga minat Norul berkekalan. Boleh jadikan sajak sbgai catatan harian pengalaman terpilih kita (diari).

Sajak Norul ini lebih prosaik dan berterus-terang tanpa 'menghindustani' kata-kata. Pktn 'yang' bleh myebabkan jadi prosaik. Perlu diselitkan kata-kata indah (gaya bahasa / kiasan). Istilah 'taruhan' kurang sesuai apabila dipadankan dengan 'amanah.' Kita perlu bermain dgn kata-kata agar indah. misalnya,

ini anak-anak kami serahkan
kepadamu guru penjana amanah
pengukir insan mulia

Jangan risau dan putus asa. Sajak ini membuktikan Norul mampu maju sebab Norul ada bakat. Cuma, jangan berhenti berusaha menulis sajak, di samping membaca dan memerhati cara penulis terkenal melontarkan ideanya dan bermain dengan kata-katanya. Jangan lupa baca ulasan sajak di akhbar / majalah.

NORUL ATIKAH BT MUSTAPA berkata...

terima kasih banyak-banyak atas dorongan.

Kiasan Hidup berkata...

"Usia"...mampu membuat hati tersentuh,di samping nilai - nilai positif yang begitu menusuk dan digambarkan dengan tanda kesyukuran.
Pada pandangan saya ia terdapat dalam rangkap akhir sajak:

Tuhan, kalau kekaburan ini
daripada-Mu datang
aku terima sepenuh Cinta
semoga budi dan jasaku
pada Engkau dan semesta bumi
tidak sedemikian mata.

>>sy budak baru belajar, kalau salah tolong betulkan Tuan Nassury.