Isnin, 2 November 2009

Sajak Shamsudin Othman


SEMBULANG BANDAR SRI PURNAMA

Sewaktu makan malam itu
hanya kami bertiga
aku, Nassury dan Sutardji
laut, pantai dan hujan
kata Sutardji
bayangkan hujan menjadi salji
rusa menjadi kolek
lalu terus memacu kita ke langit
sambil menyanyi lagu walang
Melayu yang kehilangan jiwa
dan yang lainnya bertepuk sorak
Menari kerasukan gembira

Pada malam bercahaya bulan sembilan belas
hanya kami bertiga
aku, laut dan hujan
terus mendesah melawan ombak
sambil mengutip sisa-sisa kata
yang tersembunyi di celah pasir

Sewaktu malam purnama itu
hanya kami bertiga
aku, Sembulang dan rindu
menjadi seniman yang kehilangan bicara.

SHAMSUDIN OTHMAN
Sembulang, Batam, Indonesia
Siaran: Berita Minggu, 25 Januari 2004

3 ulasan:

Rositah Ibrahim berkata...

Sajak ini indah, dan lembut pengucapannya.

Sham al-Johori berkata...

Salam tuan tanah,
Terima kasih kerana mengingatkan kisah cinta kita.
Fuhhhh, muahaaaaa.

NASSURY IBRAHIM berkata...

Sajak Shamsudin memang lembut tapi tuannya KERAS sentiasa

Sudah lama tak ke sana. Tak ada peluang nak pergi.

Dengar khabar kat Butterworth ada kedai buku Gransmedia. Tak jauh dari Tesco.